Rabu, 16 Agustus 2017

Teruntuk Kamu: Banggai Tanah Kelahiranku



Kita tidak menyalahkan dan menghambat investasi yang masuk
Kritisi dengan bijak jika mereka melanggar
Pemerintah daerah justru menunggu kita, karena kita tidak mencoba memulai, ya terpaksa diserahkan kepada orang lain,
Berusaha untuk ikut berpartisipasi
Banyak pemuda daerah hanya menjadi penonton di daerah sendiri
Sudah saatnya pemuda pribumi lokal bangkit menjadi investor di tanah milik sendiri
Tapi, apakah semudah itu?
Ini bisa jadi contoh:
Jika dulu ada dulu anak asli kab Banggai yang jadi ahli geologi yang duluan menemukan cadangan gas di Banggai dan berani mengambil resiko investasi gas di kampungnya, kemungkinan besar komisaris dan direktur dipegang orang Banggai sendiri,
Sekarang kita tinggal menilai diri, siapakah saja yang berkompetensi dan punya kapasitas untuk itu?
Dan terlebih lagi pertanyaan utama: sudah punya kompetensi dan kapasitas, apakah berani dan mau ?
Ya jika tidak ada, sekaranglah waktunya generasi muda Banggai sekolah, belajar, dan cari ilmu setinggi-tingginya, cari pengalaman sebanyak-banyaknya,
Dan jika sekarang orang2 itu ada, terlebih lagi bersama dengan kita,
ayo saling bantu bangun Banggai, dobrak pintu zona nyaman, buang sekat pembatas antar golongan, suku, kecamatan, atau bahkan agama

Dan mungkin kita juga harus berfikir panjang,
Gas LNG Banggai akan menipis 20 tahun lagi, jika objek vital nasional tersebut berhenti, Banggai yang ramai akan jadi kota mati? Apakah nasibnya akan semuram nasib kota timah?
Sektor apa yang akan bertahan? Pertanian? Maritim? Perkebunan? Industri makanan? Industri energi lain? Elektronik?
Teringat kata-kata mentorku: Luwuk itu sepi, jangan kamu jadikan luwuk sebagai tempat tinggal, tapi jadikan ia sebagai pusat investasi
bangun dan dorong ekonominya
Kalu misa uka ipianje mule, kalu misa kita iheje mule (N. Ali)

Salam Dingin dan Adem dari Kota Hujan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar